Sisi gelap medsos (pandangan terhadap dunia media sosial saat ini)Jika selama ini saya selalu menulis hal-hal yang semestinya dapat ditemukan di tempat lain juga, kali ini dan juga semoga kedepannya demikian, saya akan mencoba menulis opini terkait buah pikir yang saya miliki, selain tentunya juga tetap menulis sesuatu yang bermanfaat. Kali ini saya akan menulis terkait pandangan saya terhadap dunia media sosial saat ini.
Pengalaman selama 6 tahun lebih berada di dunia kehumasan dalam pekerjaan sebelumnya, disadari atau tidak saya tahu beberapa hal terkait dunia media sosial alias dunia maya yang penuh dengan tipu-tipu ini. Tujuan dibuatnya tulisan ini adalah agar para pembaca semua tidak langsung cepat percaya dengan apa yang ada di media sosial, sebab dunia tersebut memang penuh dengan tipu-tipu dan banyak yang tidak sesuai dengan apa yang ada di kehidupan sesungguhnya.
Baiklah, tanpa berpanjang kata-kata lagi, berikut adalah beberapa pandangan saya terhadap dunia media sosial saat ini.
1. Dunia media sosial adalah dunia yang sudah direncanakan
Ya, benar sekali. Dunia media sosial adalah dunia yang sudah direncanakan. Hampir 80% yang kita lihat di media sosial adalah sebuah rekaman atas kejadian yang memang sudah direncanakan sebelumnya. Jangan terlalu percaya dengan apa yang ada di media sosial.
Pernah menonton konten milik Ben Sumadiwiria yang lebih terkenal dengan nama Bobby Saputra? Ya, konten flexing memang sangat disenangi orang Indonesia, penduduk nya yang memang banyak berada di ekonomi yang biasa-biasa saja (termasuk saya) banyak mendambakan menjadi orang kaya (tidak termasuk saya, saya hanya mendambakan jadi orang cukup), sehingga tidak heran jika konten-konten Bobby Saputra bisa dikatakan sangat cepat melesat meskipun belum lama hadir di kancah permediasosialan.
Lalu, Apa tujuan orang flexing di media sosial? Ada banyak tujuan nya, salah satunya adalah personal branding. Hotman Paris sang pengacara terkenal pernah berujar, "Mengapa saya penting pamer cincin berlian, pamer lambhorgini?, Ya begitulah cara agar klien percaya dengan saya." Sederhananya adalah sebagai personal branding.
Pepatah lama yang mengatakan "pandangan pertama harus begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda" adalah untuk membuat personal branding. Sebab memang benar adanya bahwa orang menilai kita dari Bagaimana penampilan kita.
Itu jualah yang digunakan Bang Hotman untuk meningkatkan daya jual nya di bidang jasa yang Ia tawarkan. Kita ketahui bersama bahwa Hotman adalah seorang pengacara, yaitu seseorang yang bekerja dengan menjual jasa, didalam menjual jasa, selain portofolio mu harus bagus, ya personal branding mu juga harus bagus agar kau bisa membuat harga lebih tinggi kepada client mu.
Dengan Hotman pamer barang-barang mewah yang Ia miliki, secara tidak langsung client pun berani bayar mahal Hotman. Karena apa? karena orang jadi percaya Hotman mampu menjadi pengacara atas kasus besar yang mereka hadapi. Alam bawah sadar klien juga jadi mau membayar mahal Hotman dengan barang-barang yang Hotman kenakan, tidak mungkin rasanya untuk membayarnya murah.
Apalagi coba yang dilakukan Bang Hotman? Dia sering menampilkan konten saat Ia sedang belajar, saat Ia bekerja sampai larut malam demi membela client nya. Hal-hal seperti itu juga membangun pandangan "Ternyata Hotman benar-benar mengusahakan client nya ya!", "Ternyata Hotman terus menerus belajar ya!" Hal-hal seperti itu tentu saja sangat disukai client yang memang berharap sang pengacara membela dengan maksimal demi keadilan yang didapat atas kasus yang sedang dihadapi.
Apalagi ciri khas Bang Hotman? Ya benar, wanita cantik. Dalam banyak kesempatan kita sering melihat Hotman bersama wanita-wanita cantik yang katanya aspri nya. Padahal, jika kalian sering membaca kolom komentar atas postingan-postingan wanita cantiknya, tak jarang sering sekali ada komentar dari yang kebanyakan wanita cantik juga mengatakan bahwa katanya bang Hotman hanya gimmick saja.
Lalu, Mengapa membangun gimmick wanita cantik membersamai Hotman? Ya tentu saja karena memang hal tersebut banyak disukai pengguna media sosial, terutama pria tulen dan bos-bos pastinya.
Asal pembaca sekalian ketahui, seluruh harta Hotman yang saya tahu diatasnamai atas nama istri sah nya, mungkin ini cara Hotman untuk menghormati sang istri kali ya, atau mungkin ini nego-nego Bang Hotman dan Sang Istri biar dia boleh posting-posting kebersamaan bersama wanita cantik kali ya, hahaha...Jadi praktis nya sang istri membiarkan Hotman bersama para aspri nya, yang penting harta nya atas nama istrinya semua.
Mengapa saya mengambil contoh Hotman? Sebab Hotman memulai karier dari bawah, saya ingin mencontohkan Hotman adalah orang pintar yang sukses membangun personal branding nya. Sebab jika ditanya, sebenarnya banyak toh pengacara-pengacara hebat diluar sana, Mengapa demikian? Ya karena hukum di Indonesia memang itu-itu saja kok, sudah jelas aturan hukum nya, bahkan KUHP saja baru diperbaharui tahun 2023 dengan UU No. 1 tahun 2023, sebelumnya ada yang tahu KUHP itu tahun berapa? Ya benar, tahun 1946. Bayangkan saja 77 tahun Indonesia tidak berubah-ubah aturan hukumnya, wkwkwkw..masih menggunakan aturan peninggalan kumpeni.
Jadi, pesan moralnya adalah janga terlalu percaya penuh dengan apa yang ada di media sosial, logikanya adalah konten media sosial adalah buah rekaman video, untuk membuat dunia ini perlu tombol rekam yang dipencet (red:direncanakan).
2. Berhadapan dengan robot algoritma
Sadar apa tidak apa yang ditampilkan di media sosial sesuai dengan keinginan si pembuat konten. Kita ketahui bersama, media sosial dibangun dengan algoritma-algoritma yang sudah dibuatkan formula nya oleh si pemilik.
Algoritma media sosial ini berbeda-beda dan selalu berubah-ubah sesuai dengan keinginan si pemilik. Tugas dari algoritma ini adalah memperingkat apa-apa yang seharusnya ditampilkan sehingga menjadi viral.
Mari kita contohkan media sosial instagram dengan algoritma awal tahun 2025 nya yang saya tahu, kok bisa tahu? Ya karena saya tidak seperti kalian yang tidak baca, kalian kan seharian kerjanya hanya scrol-scrol medsos tanpa sadar waktu terbuang tanpa menghasilkan apapun. Saya buka situsnya di
instagram.com dimana disana ada artikel tentang Bagaimana mereka memperingkat tampilan.
Pada awal tahun 2025 ini, hal baru yang ditawarkan algoritma instagram adalah "akun dengan follower sedikitpun bisa viral". Perhatikanlah jika tidak percaya, pernahkah membuka konten viral yang ditonton juta-an penonton? Jika dahulu, sudah bisa dipastikan konten juta-an views hanya ditampilkan dari akun dengan follower banyak, di awal tahun 2025 ini, selama konten mu bisa membuat orang bolak-balik nonton (ntah karena konten mu ngga jelas sehingga memaksa orang nonton dua kali biar bisa mencerna konten mu, atau memang karena konten mu bagus sehingga saya ingin menonton dua kali), meskipun akun mu bukan akun dengan jutaan followers, konten mu tetap bisa bersinar alias viral.
Ingat kata kuncinya diatas, "menonton bolak-balik", ya itu salah satunya selain karena beberapa hal lain seperti "orang mau komentar", "orang mau mengirimkan kembali", "durasi tonton", dan masih banyak lagi faktor penentu algoritma yang bisa membuat konten mu viral.
Ada satu yang sampai sekarang masih belum dimiliki si robot algoritma ini dan sepertinya sampai kapanpun manusia berat rasanya membuat yang hanya bisa diciptakan Tuhan ini, Yes, "Perasaan".
Robot algoritma ini tidak punya perasaan. Sederhananya, sebenarnya robot ini hanya membaca hitung-hitungan matematika saja, jika ada yang banyak komentar, ada yang banyak mengirimkan kembali, ada banyak yang mau nonton berulang-ulang, si robot menganggap "owh ini bagus, ini layak saya tampilkan lebih sering", tanpa dia punya perasaan Apakah konten ini positif apa negatif.
Kita ambil contoh yang sedang relate saat ini, kita ambil contoh saja terkait "aplikasi coretax". Beberapa waktu belakangan ini aplikasi coretax ini viral karena dianggap performanya belum mumpuni untuk dijalankan. Kalian tahu aplikasi coretax? Ya benar. Aplikasi besutan kantor pajak DJP ini merupakan program terbaru DJP sebagai bagian reformasi perpajakan jilid keberapa gitu. Tujuan aplikasi ini mulia, jika aplikasi ini nantinya berjalan lancar, dan pastinya kedepan akan berjalan lancar, maka sistem perpajakan Indonesia akan semakin modern dan pendapatan negara akan meningkat, tentu saja negara (red: rakyat) lebih sejahtera.
Nah, aplikasi ini kan viral karena sentimen negatif toh, tapi robot algoritma tidak mengerti soal ini. Dia hanya menganggap "kata kunci coretax ini sering disebut", "konten terkait coretax banyak komentar", "konten terkait coretax banyak dikirimkan kembali", sehingga sepertinya konten coretax ini layak untuk mereka tayangkan, untuk robot algoritma viralkan.
Humas kantor pajak seharusnya bersyukur, tanpa perlu melakukan marketing besar-besaran karena Presiden sedang efisiensi anggaran, namun aplikasi coretax nya viral dengan sendirinya, walaupun saat ini viral dengan sentimen aplikasinya sering error, namun saya yakin dan percaya, ini tidak akan bertahan lama, aplikasi ini akan segera running sebagaimana mestinya dan rakyat Indonesia sudah tahu dengan aplikasi ini karena pernah viral.
Saya malah sebagai salah satu bagian dari humasnya sempat berpikir, "Apa saya buat konten saja ya terkait coretax, lalu saya buat kata-kata didepan kontennya dengan kata-kata "Buat NPWP dengan aplikasi coretax mudah banget". Kira-kira apa coba yang terjadi ketika saya membuat konten seperti itu? Pastilah saya dihujat netizen di kolom komentar dengan kata-kata yang kurang lebih "mudah darimana?", "aplikasinya masih error" atau apalah kata-kata hujatan lainnya, namun secara tidak langsung si robot algoritma tadi menganggap, "oh, bagus konten ini, orang mau komentar loh", dan akhirnya saya berhasil membodoh-bodohi si robot algoritma tadi, hehehe...
Luar biasa bukan si robot algoritma. Hal ini jugalah yang sering dimanfaatkan artis-artis pendatang baru untuk bisa terkenal. Mereka tak perduli lagi baik buruk, yang penting viral, yang penting terkenal. Ayo tebak! Siapa artis yang pertama kali sering menggunakan trik ini untuk menjaga eksistensi atau bahkan sejak kehadirannya? Ya benar, Nikita Mirzani.
Sejak awal hadir, adakah disini yang ingat pertama kali Niki terkenal karena apa? Lupa toh. Nikita Mirzani pertama kali dikenal masyarakat di tahun 2010 karena saat itu mengaku dianiaya oleh vokalis The Potters, Kiki. Saat itu The Potters sedang naik daun, saat itu kiki dikabarkan berpacaran dengan Nikita Mirzani, lalu Nikita mengaku disiram air panas di bahu belakang sebelah kiri dan mengakibatkan luka bakar. Walau pada akhirnya Kiki The Potters bersumpah bahwa tidak ada melakukan itu. Lalu 2012, Nikita Mirzani terlibat kasus penganiayaan Olivia dan Beverli Sandie, lalu 2013, terlibat cakar-cakaran dengan mahasiswi asal Bandung, Fitri Sri Hadayani.
Keren kan tentang Bagaimana cara Nikita Mirzani membuat namanya meroket. Kesimpulannya menurutku Nikita Mirzani adalah orang yang jenius, dia paham tentang Bagaimana cara membuat dirinya terkenal dan menjaga eksistensinya. Jauh sebelumnya sebenarnya ada negara yang sudah sering sekali menggunakan trik ini untuk menjaga eksistensi, yaitu Amerika. Jika kita lihat, Amerika sering mengajak perang negara lain atau mengacau di berbagai perselisihan negara, walau sebenarnya kita tahu tujuan Amerika adalah menjual senjata yang merupakan salah satu pemasukan luar biasa negara mereka sekaligus membuat pikiran di alam bawah sadar kita, "wow, Amerika sangat kuat", walau sebenarnya saat ini tidak, Amerika sekarang sudah tidak sesuperpower dahulu lagi, ada Tiongkok yang saat ini sedang jaya. Lihatlah Bagaimana Trump membuat berbagai kebijakan tidak populernya untuk menjaga agar Amerika tetap eksis.
Jadi pada intinya, robot algoritma tidak punya hati dan perasaan. Ini adalah peluang, kau bisa pilih jalanmu untuk terkenal Apakah dengan sentimen positif (tidak mudah) atau sentimen negatif (lebih mudah).
3. Kekuatan buzzer
Tahukah Anda bahwa ada banyak buzzer di media sosial? Bisnis buzzer ini sangat menguntungkan. Darimana bisa didapat buzzer? Mudahnya adalah dari organisasi, dari orang-orang yang bersekutu. Semboyan "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh" itu ada benarnya, dengan bersekutu kita bisa membuat opini yang awalnya ditolak menjadi sesuatu hal yang disetujui dengan adanya pembenaran dari banyak pihak.
Pernah melihat konten tidak jelas dari para banci kaleng yang sering berseliweran di media sosial yang ketika dilihat kolom komentarnya, "Loh, kok banyak yang suka ya". Terkadang tidak masuk akal saja di kepala sehingga mengundang diri untuk lebih jauh menelitinya. Terkadang banyak konten yang sebenarnya biasa saja, tapi banyak pendukungnya, nah disinilah peran buzzer.
Seperti saya katakan diawal tadi bahwa dunia media sosial adalah dunia tipu-tipu yang dibuat untuk menyaingi dunia nyata, jadi karena dunia maya ini memang diciptakan alias buatan manusia, ya jadi mau Bagaimana bentuk dunia didalamnya ya terserah yang bikin dong (red: Amerika dan Tiongkok).
Peran buzzer media sosial ini sangat penting untuk membangun opini agar bisa dibenarkan walau memang sebenarnya salah. Cara kerja buzzer ini pun mudah, tinggal kita buat komunitas, lalu buat konten yang ingin di buzz, lalu arahkan para buzzer untuk like, komen, kirimkan kembali kepada orang lain agar robot algoritma menganggap "owh, ini bagus, banyak yang komen, banyak yang like, banyak yang mengirimkan kembali".
Di tempat saya bekerja, dengan 47k jumlah pegawainya saya bisa katakan humas nya kurang cerdik tidak memanfaatkan jumlah member yang banyak ini untuk membangun opini di masyarakat, padahal member 47k itu sebuah kapal besar toh, sayang sekali jika tidak dimanfaatkan untuk menggiring opini di masyarakat, bukankah tujuan utama humas adalah menjaga nama baik institusi (semoga ada orang kantor pusat yang baca, dan sepertinya memang bakalan ada yang baca, wkwkwk..).
Ada juga contoh lain, orang berkedok ustad yang aku sampai sekarang sering penasaran dengan ceramah agama seriusnya seperti apa sih, kok ga ketemu, tapi banyak yang suka, kadang heran juga. Namun ya karena saya sadar kekuatan para pengikutnya, ya jadi tidak heranlah mereka tetap bisa menjaga eksistensi dimana disisi lain mereka juga sering digunakan sebagai alat politik para penguasa untuk mencari suara menjelang pemilu.
4. Berhentilah membuang waktu percuma tidak produktif di media sosial
Sadarkah Anda Berapa jam di media sosial scrol-scrol hanya menonton tanpa membuat sesuatu untuk ditonton? 5 jam, 6 jam, atau jangan-jangan lebih dari 10jam.
Sayang sekali jika itu Anda lakukan tanpa membuat sesuatu yang mungkin bisa membuatmu terkenal (red:viral).
Di zaman sekarang ini (termasuk saya), terkadang lupa bahwa keseringan melihat hape tanpa melakukan kegiatan produktif itu sama saja membantu menyukseskan Amerika dan Tiongkok akan visi mereka membuat negara lain berada dibawah mereka dan mereka lebih unggul.
Mengapa saya sebut Amerika dan Tiongkok? Ya karena media sosial semuanya berasal dari kedua negara ini, Tiongkok memiliki Tiktok, dan sisanya Amerika. Itulah Mengapa Amerika sangat benci Tiongkok karena menjadi saingannya dalam visi menguasai dunia, walaupun Amerika tidak bisa berbuat banyak karena saat ini Tiongkok sudah sangat kuat.
Tahukah Anda bahwa jika Anda menguasai "media komunikasi", maka Anda akan menguasai dunia. Media sosial adalah media komunikasi kedua negara ini. Anda akan sangat mudah mereka setir.
Contoh, Anda saat ini para lelaki tulen sedang disetir untuk menjadi boti. Itulah bodohnya Indonesia, budaya barat homoseksual atau biseksual ini (red:LGBT) ini sedang mereka gaung-gaungkan di Indonesia, banyak postingan yang menginformasikan bahwa beberapa negara melegalkan ini, banyak postingan yang menyangkut konten-konten ini, banyak postingan para LGBT yang konten algoritma nya sengaja dibuat lebih powerful, dan lain sebagainya.
Contoh lainnya, Para remaja sedang diarahkan untuk rajin party dan seks bebas. Itulah bodohnya Indonesia, budaya barat party dan seks bebas ini juga sedang mereka naikkan algoritma nya. Percaya apa tidak, Apa yang ditonton di hape kamu dan teman mu saat ini tidaklah jauh berbeda. Meskipun instagram tidak memiliki tren jelas seperti Youtube, namun apa yang ditampilkan antara si A dan si B tidaklah jauh berbeda. Saat ini algoritma terkait party, mabuk-mabukan, seks bebas sedang naik-naiknya di media sosial
Contoh lainnya lagi, ustad-ustad tidak jelas yang sepertinya jualan agama demi viral. Itulah bodohnya Indonesia, tidak usah saya sebutkan siapa, beberapa hari lalu ada acara pengajian akbar yang dibuka dengan musik party sebelum acara dimulai. Konten jualan agama seperti ini juga lagi naik-naik daunnya di Indonesia. Yang saya heran kenapa pemerintah tidak turun tangan ya menumpas orang-orang yang mengaku keturunan rasul ini, saya sudah jengah melihatnya, makanya saya sampai menulis hal ini.
Amerika dan Tiongkok tahu bahwa Indonesia dan India adalah pasar empuk mereka untuk media sosial, mereka pasti ingin negara kita ini rusak, namun Indonesia sendiri tidak mudah mereka taklukkan dengan mayoritas muslim nya. Muslim melarang LGBT, khamr, seks bebas, dan masih banyak lagi hal lainnya yang dilarang oleh agama islam.
Adanya agama ini membuat mereka cukup berat untuk menumbangkan Indonesia, karena mereka tak sanggup menumpas yang tua-tua, berlarilah mereka merusak yang muda-muda saja, anak muda sekarang terkadang mereka tak sadar sedang dirusak oleh media sosial. Saya bukan mau menjadi Dharma Pongrekun, tapi ada banyak benarnya terkait apa yang disampaikan pensiunan jenderal polisi ini.
Pemerintah harus segera ambil tindakan jika tidak ingin generasi penerus rusak karena media sosial, pemerintah harus tegas membuat aturan-aturan terkait penggunaan media sosial ini, cukuplah pendidikan saja yang dirusak dengan aturan-aturan ga jelas yang pada akhirnya membuat anak SMA tidak bisa hitung-hitungan karena meniru kurikulum finlandia yang sebenarnya tak cocok diterapkan di Indonesia, tak usahlah kebarat-baratan, orang Indonesia yang kuliah diluar negeri saja banyak yang ntah jadi apa kok diluar negeri selain sekolah, jangan sampai negara kita yang punya banyak penduduk dengan sumber daya alam nya yang melimpah ini gagal mewujudkan Indonesia emas 2045. Demografi penduduk ini benar-benar bisa membuat Singa Indonesia yang tertidur ini bisa benar-benar bangun dari tidur panjangnya. I trust it!
Posting Komentar untuk "Simak selengkapnya! Sisi gelap media sosial yang jarang diketahui "