Kali ini saya akan menghitung untung rugi rumah subsidi. Rumah subsidi sendiri adalah program pemerintah bagi Anda yang belum pernah memiliki rumah sama sekali dan berpenghasilan rendah, Anda yang memiliki penghasilan 2,5 hingga 4 juta bisa memilikinya.
Rata-rata rumah subsidi adalah rumah sehat sederhana (RSS) tipe 36 dengan luas tanah bervariasi. Lantas apa saja untung rugi memiliki rumah subsidi:
Rumah subsidi |
Keuntungan rumah subsidi
Keuntungan memiliki rumah subsidi adalah:
DP ringan
Uang muka alias duit pangkal rumah subsidi tidak sebesar DP rumah non subsidi, bahkan banyak rumah subsidi yang tanpa DP. Uang muka rumah subsidi berkisar antara 1 hingga 5 juta saja biasanya.
Cicilan ringan
Cicilan per bulan rumah subsidi bisa dikatakan hampir sama dengan jika Anda kost atau mengontrak rumah. Kisaran cicilan rumah subsidi berkisar antara 800 ribu hingga 1,5 jutaan saja per bulan.
Coba bandingkan jika Anda ngekos, uang segitu tiap bulannya hanya habis ditangan si empunya kos. Namun, jika Anda membeli rumah subsidi, jika suatu saat Anda sudah punya uang atau ingin pindah dari rumah tersebut, Anda bisa meng take over atau menjual rumah tersebut. Tapi ingat, jika saya tidak salah baca, rumah subsidi baru bisa di take over secara legal setelah 5 tahun, tapi kalo mau take over bawah tangan dulu ya bisa-bisa aja saya rasa, ini Indonesia raya bro, apa yang ngga bisa di negeri ini. Kadang saya sedih kalo melihat realitas ini.
Bunga rendah
Jika bunga bank untuk rumah non subsidi biasanya sekitar 1% per bulan alias 12% setahun. Maka bunga rumah subsidi hanya 5% setahun. Disinilah letak subsidi pemerintah. Pemerintah sudah menanggung sebagian bunga yang seharusnya kita bayarkan ke Bank.
Terkadang orang banyak terkecoh dengan bunga bank. Ada yang mengatakan, "Ah bunga nya cuma 1% kok!", 1% itu per bulan bro. Setahun 12%. 10 tahun ya 120%. Jadi misal lu pinjam uang di Bank 200 juta, selama 10 tahun nyicil, uang yang harus lu kembalikan ke bank adalah 200 juta + bunga 120%(240 juta)= 440 juta, fantastis bukan!😁
Jadi kalo ada orang yang mau pinjam uang bank, usahakan lah jangan untuk kebutuhan konsumtif, boleh aja pinjam bank, tapi ya untuk usaha, usaha nya pun sudah lancar dulu atau sudah pasti akan lancar, baru boleh pinjam bank. Kalo pinjam uang bank untuk beli rumah, atau untuk modal nikah, itu tidak pintar namanya.
Harga murah
Jangan salah gaes, rumah subsidi juga bisa dibeli cash. Bagaimana caranya? Ya langsung datang saja ke developer nya. Developer itu juga ingin rumah jualan nya cepat laku. Subsidi itu kan jika kita untuk membeli rumah tersebut kredit di Bank, sebenarnya Bank juga beli cash ke developernya.
Berapa harga rumah subsidi? Harga nya berkisar 100 hingga 150 juta. Tergantung lokasi rumah.
Sarana investasi
Ini sebenarnya agak kurang benar, pemerintah membuat rumah subsidi sebenarnya bukan untuk investasi seseorang, melainkan untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah memiliki rumah dan rumah itu ditempati.
Tapi kenyataan di lapangan Bagaimana? Banyak rumah subsidi dibeli oleh orang kaya, sebagai sarana investasi mereka. Terkadang baru dua bulan beli, langsung lah rumah itu dihancurkan rata dengan tanah dan dibangun rumah dua lantai yang besar. Apa salah? Ya ngga salah-salah juga. Kalo punya duit mah boleh-boleh aja, rejeki kan ngga ada yang tahu. Siapa tahu bulan ini ngga ada duit, bulan depan ketiban durian runtuh.
Sebenarnya ini pilihan yang sulit juga antara pemerintah dengan bank, Mengapa demikian? Sebab Bank dan pemerintah juga ingin kredit yang diberikan itu bersifat lancar, bukan kredit macet. Jika orang-orang yang berpenghasilan tetap dan kaya yang diberikan kredit, otomatis lancar toh kreditnya. Jika kredit yang diberikan bank kebanyakan macet nya daripada lancar nya, ya bisa-bisa itu bank bangkrut akhirnya. Setahu saya bank yang berafiliasi dengan pemerintah terkait program rumah subsidi ini adalah Bank BTN dan Bank Artha Graha.
Lingkungan komplek
Bagaimanapun juga, meskipun rumah subsidi, tetap saja merupakan lingkungan komplek yang mana ukuran jalan nya sudah diatur, parit nya sudah diatur, ukuran rumah sama, serta yang paling penting semua yang tinggal disitu adalah sama-sama pendatang dan juga punya penghasilan.
Dua terakhir jadi poin penting.
Sama-sama pendatang
Saya pribadi pernah tinggal di kedua lingkungan yang akan saya sebutkan.
Pertama lingkungan yang mana merupakan lingkungan lama, notabene sudah beranak-pinak manusia yang tinggal di lingkungan itu. Di lingkungan ini, jika Anda adalah pendatang, maka Anda harus menyesuaikan diri sesuai budaya yang sudah paten di lingkungan ini. Jika Anda terlihat tidak sama dengan mereka, siap-siap saja Anda dijauhi.
Selain itu, tingkat ke ideal an suatu tatanan sosial menurut saya sudah tidak imbang. Mereka sudah beranak pinak, anak yang sukses biasanya sudah pergi pindah ke tempat lain dan yang tidak sukses tetap tinggal.
Tingkat ekonomi juga tidak sama rata, ada yang kaya banget, ada yang tidak kaya banget.
Tingkat kriminalitas lebih tinggi. Ingat gaes, kejahatan itu terjadi biasanya faktor terbesar nya adalah karena faktor ekonomi. Orang yang sudah kehabisan akal sehat, biasanya rela melakukan apa saja demi perut nya bisa terisi.
Saya bukanlah seorang psikolog, tapi itu berdasarkan pengalaman saya tinggal di lingkungan dengan tipe ini.
Lingkungan kedua adalah sama-sama pendatang, di lingkungan ini, tingkat kriminalitasnya lebih rendah dibanding lingkungan tipe pertama. Karena apa, karena orang yang tinggal di lingkungan ini (perumahan baru) adalah orang yang punya uang untuk membeli rumah, intinya dia punya penghasilan. Seperti saya katakan sebelumnya, ekonomi dan tingkat kejahatan itu berbanding lurus.
Lingkungan anak-anak komplek juga lebih teratur anak-anaknya. Mereka semua disekolahkan orang tua nya, faktor sekolahan ini sangat mempengaruhi tingkah laku seseorang. Meski demikian, anak-anak nakal itu pasti ada, walaupun tidak banyak.
Punya penghasilan
Sudah banyak saya singgung diatas. Ketika suatu tatanan masyarakat, adalah orang-orang yang punya penghasilan, biasanya tatanan itu lebih baik daripada tatanan masyarakat yang punya penghasilan tapi dengan ketimpangan yang besar.
Apabila rumah subsidi cicilan perbulan nya adalah maksimal 1,5 juta per bulan. Maka jika orang tersebut paham tentang manajemen hutang, maka itu paling maksimal adalah 30% dari take home pay orang tersebut, berarti take home pay orang tersebut paling tidak 5 juta per bulan.
Uang 5 juta itu sekiranya dia mau hidup sederhana dan harus hidup sederhana bisa jadi cukup selama sebulan untuk dia dan anak istrinya.
Kesederhanaan ini juga punya korelasi dengan sikap anak-anaknya. Anak-anak yang tinggal di lingkungan yang diajarkan kesederhanaan meskipun karena terpaksa, biasanya punya sikap lebih baik daripada anak yang diajarkan kemewahan. Paling tidak dia sudah siap jika nanti ketika dia besar tidak terlalu berhasil dan harus hidup sederhana juga.
Kerugian rumah subsidi
Sekarang kita membahas kerugian rumah subsidi, antara lain:
Lokasinya jauh
Program pemerintah ini salah satu tujuannya adalah untuk pemerataan dan perluasan ekonomi suatu daerah.
Lokasi rumah subsidi sengaja dibangun jauh dari pusat kota bertujuan agar suatu daerah semakin berkembang, selain dari karena harga tanah di kota sudah mahal.
Akses jalan yang buruk
Biasanya akses jalan menuju rumah subsidi akan dicor dengan bantuan pemerintah atau ada caleg yang ingin meminta suara, wkwkwk..
Maaf ini hanya guyonan. Developer selaku pengembang juga akan kesulitan jika harus membangun jalan akses menuju rumah subsidi. Pihak developer biasanya hanya akan melakukan pengerasan atau cor jalan di dalam lingkungan komplek nya saja.
Terkait jalan akses, butuh campur tangan pemerintah di dalamnya. Seperti rumah subsidi Griya Sako Permai palembang di pedado. Meskipun tahap pertama sudah terbangun sekitar 7 tahun lalu hingga kini sudah ada 6 tahap perumahan dengan sekitar 2.000 lebih kartu keluarga, jalan akses menuju komplek itu belum juga dicor seluruhnya, ketika hujan tiba, siap-siaplah untuk agak sedikit ber-off road ria di jalan becek.
Semoga ada rekan-rekan dari PU PR atau yang berwenang membangun jalan ada yang membaca tulisan ini dan membangunkan jalan akses yang baik.
Harus punya kendaraan
Seperti saya katakan, lokasi rumah subsidi itu jauh-jauh lokasi nya. Sehingga mengharuskan Anda yang ingin membeli rumah subsidi haruslah punya kendaraan, minimal sepeda motor.
Menggunakan sumur galian
Walaupun tidak semua rumah subsidi menggunakan sumur galian, tapi banyak rumah subsidi yang sumber air nya mengandalkan sumur galian yang dibuatkan developer.
Jika kualitas air sumur sudah bagus, ya Alhamdulillah, namun jika kualitas air buruk, mungkin Anda harus membuat sumur bor atau membuat filter air.
Silahkan di klik tulisan saya mengenai keduanya itu. Alhamdulillah saya sudah berhasil mengembangkan filter air untuk mengatasi air keruh, bau karat atau bau besi itu meskipun sumber air yang Anda gunakan hanyalah air sumur galian dari developer yang kedalaman nya hanya 4 meter dan kualitas air nya biasanya sangat tidak bagus.
Kualitas rumah yang kurang baik
Namanya juga subsidi, jadi kualitas rumah pun seakan-akan terkena subsidi. Kualitas rumah subsidi itu berbeda-beda, namun sebagian ada yang tidak di plaster dan tidak ada plafon.
Sehingga jika Anda berniat membeli rumah subsidi, ada baiknya Anda untuk menyediakan sedikit uang lebih untuk memperbaiki rumah terlebih dahulu sebelum Anda tinggali.
Saya rasa sekian dulu bahasan mengenai untung rugi rumah subsidi, silahkan Anda timbang-timbang baik buruknya sendiri.
Posting Komentar untuk "Menghitung untung rugi rumah subsidi"