street photography |
Perbedaan paling mencolok antara kedua nya adalah human interest lebih mengedepankan potret kehidupan seseorang yang menggambarkan mood dan bisa menimbulkan simpati bagi orang yang melihatnya, sementara street photography biasanya lebih menitikberatkan kepada komposisi, persamaan, juksta, dan banyak lagi lainnya yang intinya foto tersebut bisa menceritakan 1.000 kata dari orang yang melihatnya. ini kedua nya pengertian menurut saya loh, hhe..
Saya pribadi tertarik dengan genre ini karena menurut saya genre ini lah yang tidak membutuhkan peralatan fotografi (gear) yang banyak, cukup punya kamera dan satu lensa saja cukup, bahkan dengan hp pun bisa. Namun dibalik kemudahan nya itu, ada hal yang jauh lebih penting dan tidak mudah jika dibandingkan dengan genre lainnya, yaitu pendekatan kepada objek yang akan difoto.
Baiklah, kali ini saya akan share Bagaimana pendekatan yang biasa saya lakukan ketika memotret street/human interest:
1. Gerak Cepat
Didalam memotret orang yang tidak kita kenal di jalanan atau di pasar, kita harus gerak cepat, untuk itu dibutuhkan mata yang jeli untuk menangkap momen-momen yang ada yang semuanya bergerak cepat dan bukan settingan.
Tidak usah repot mengatur settingan kamera yang akan membuatmu kehilangan momen, atur saja pada mode auto, jika pada nikon (kebetulan I am Nikon) saya menggunakan mode P. kamera itu sudah pintar, tidak usah buang-buang waktu hanya untuk setting kamera. Hanya orang yang baru kenal kamera sajalah yang biasanya suka membuat ribet sesuatu hal yang sebenarnya mudah.
Satu yang perlu diingat hanyalah atur ISO AUTO nya pada mode ON, pastikan shutter speed paling tidak 2x lipat panjang lensa, misal menggunakan lensa 35mm, berarti paling tidak kecepatan minimum kamera Anda adalah 1/80 agar gambar tidak blur. saya pribadi biasanya jika motret street paling tidak kecepatan minimum saya patok 1/200, untuk mencapai speed segitu, jangan lupa naikkan ISO, meskipun gambar dengan ISO rendah jauh lebih bagus kualitasnya dibandingkan dengan ISO tinggi.
kembali ke gerak cepat, jangan sesekali terlalu lama memotret satu momen berulang-ulang, itu akan membuat objek yang difoto tidak nyaman. Setelah momen yang diinginkan didapat maka segera berpindah, jangan stuck di satu tempat saja, jika momen nya tidak dapat, itu belum rejeki, lupakan dan cari momen lainnya. wkwkkw..
2. Gunakan kamera kecil
Kamera kecil ini sangat bermanfaat didalam memotret street atau human interest. Didalam street photography, kamera pocket premium (kamera pocket sensor APSC) adalah yang terbaik. Ukuran nya yang kecil membuat orang yang difoto tidak sadar bahwa sedang difoto, dan ini akan menimbulkan ekspresi alami dari objek yang difoto.
Beberapa kamera pocket premium bersensor APS-C yang jadi idola street photographer: keluarga Ricoh GR, Nikon Coolpix A, Fujifilm XF10, keluarga Fujifilm X100. Ada juga pocket premium sensor micro four third seperti Lumix LX100, dan pocket premium sensor 1 inch keluarga Sony RX100 (jika tidak salah sudah ada beberapa RX 100 yang sensor APSC).
Namun jangan sedih jika tidak memiliki kamera-kamera yang saya sebutkan diatas, sebab saya juga tidak menggunakan itu, dulu sempat punya salah satu dari mereka, kemudian saya jual karena pernah jatuh, dan hingga sekarang tetap setia dengan Nikon D300 dengan lensa fix 50mm f/1.4 nya sebagai gear andalan. Kebayang kan Bagaimana rasanya menggunakan kamera badak jadul namun mantul ini, wkwkkw...
Ingat gaes, kamera itu hanyalah alat, kamera terbaik adalah kamera yang Anda miliki, yang lebih penting adalah "Man behind the gun", percuma saja kamera semahal dan sebagus apa pun jika pengguna nya tidak mahir menggunakannya.
Dikatakan mahir disini adalah paham semua fungsi tombol yang ada di kamera nya dan tahu kapan tombol-tombol yang ada harus digunakan.Untuk itu perlu diketahui, sebelum menggunakan kamera, baca manual book kamera nya sampai khatam, kalo perlu sampai tahu jika misal ada salah tulis di buku itu, wkwkwk..
Saya pribadi seneng nikon D300 ini karena banyak tombol fungsi cepat yang bisa saya ubah cepat sekali dalam menyesuaikan settingan kamera, secara meskipun jadul ini kamera kualitasnya masih lumayan dan merupakan kelas kamera nikon pro yang ditandai dengan banyaknya tombol fungsi cepat dan weathershield sehingga banyak membantu didalam mengambil momen.
3. Potret dulu baru liat reaksi orang yang dijepret
Saat hunting sendiri (saya hunting memang selalu sendiri sebab saya juga senang ikutan lomba foto walaupun jarang menang), saya selalu menggunakan teknik foto dulu baru lihat reaksi orang yang dijepret.
Memang benar tidak semua orang senang difoto, namun percayalah sebagian besar orang indonesia itu senang difoto. Sudah diakui dunia bahwa orang indonesia adalah orang yang ramah, jadi jangan takut untuk memfoto orang yang tidak dikenal selama itu ditempat umum dan orang yang difoto tidak sedang melakukan sesuatu hal yang menurut orang tersebut dia sedang melakukan hal yang memalukan.
Saya pribadi tidak suka memfoto sesuatu hal yang sifatnya itu merupakan sebuah kesusahan atau penderitaan, meskipun foto yang seperti ini dinilai lebih baik mengambil emosi orang yang melihat nya, namun menurut saya penderitaan atau kesusahan bukanlah hal yang untuk difoto apalagi dipajang di IG, kesusahan adalah hal yang untuk ditolong bukan difoto.
Ketika memotret seseorang, lihatlah ekspresinya ketika dia sadar bahwa sedang dipotret, Apakah dia senang atau kurang nyaman, jika dia senang silahkan lanjutkan dan suruh dia bergaya sesuai dengan Apa yang menurut Anda pose nya lebih baik, setelah itu tunjukkan kepada orang nya hasil foto nya. Namun sebaliknya jika orang yang dipotret merasa kurang senang, stop memotret nya dan bergegas mencari momen yang lain. Ingat gaes, hindari untuk berkonflik dalam fotografi.
Fotografi memang bukanlah suatu tindakan kriminal, namun ingat dengan memfoto berarti kita mengambil sesuatu dari orang itu, yaitu privasi nya yang dijadikan dalam bentuk foto.
4. Bedakan tempat umum dan bukan tempat umum
Memotret di tempat umum dan bukan tempat umum tentu treatment nya berbeda. Jika memotret di padar atau jalanan yang notabene adalah tempt umum, tidak perlu rasanya untuk permisi terlebih dahulu baru jepret, foto-foto saja, namanya saja tempat umum, orang bebas melakukan apapun ditempat umum yang penting tidak mengganggu orang lain.
Lain ceritanya jik memotret di bukan tempat umum, kita harus permisi dulu, jangan asal jepret saja, bisa kena getok nanti, hhe..
Misalkan kita mendatangi lokasi usaha seseorang, pertama datang ya ngobrol-ngobrol dulu, jangan lansung mengeluarkan kamera. Buat mereka nyaman dulu dengan kehadiran Anda. Jika mereka sudah merasa nyaman, baru utarakan keinginan Anda dengan sopan dan jujur mengenai Apa keperluan fotografi kita.
Saya biasa mengatakan bahwa saya adalah hobbis, saya hanya ingin mencari stock. katakan saja begitu, biarkan dia bingung dengan apa itu stock, wkwkwk..
Jika empunya mengizinkan, baru bisa foto sepuasnya, buat mereka senatural mungkin dengan kegiatan yang mereka lakukan. Namun jika si empunya tidak mengizinkan, ya sudah jangan maksa, ntar bahaya kalo maksa.
5. Kostum mu mempengaruhi reaksi orang terhadapmu
Ingat gaes, pertama kali ketemu orang Apa yang akan orang lihat? Ya benar, penampilan. Gunakan lah pakaian yang menunjukkan Anda adalah seorang wisatawan. Biasanya orang yang tidak dikenal akan masa bodoh dengan seorang wisatawan, mereka akan maklum dengan tingkah laku wisatawan.
Ya mungkin Anda bisa menggunakan baju sablonan nama daerah, atau menggunakan tas layaknya wisatawan, intinya terlihat seperti seseorang yang sedang jalan-jalan dan belum pernah ke tempat itu.
Ada opsi kedua jika Anda tidak bisa terlihat seperti wisatawan, yaitu minimal Anda menggunakan pakaian rapi, bersih dan usahakan berwarna gelap, seperti warna hitam. Itulah Mengapa banyak wartawan yang senang menggunakan baju warna hitam, sebab warna hitam tidak mencolok mata.
Jangan terlihat seperti anak alay, pakai sendal jepit, baju kaos, celana pendek. jika setelan Anda seperti anak alay, siap-siap aja ntar disegak orang yang tidak senang dipotret.
Saya pribadi belum pernah yang namanya kena pukul karena mengambil foto orang lain, kalo bisa jangan sampai. paling keras saya pernah kena marah dan minta hapus foto saja. Kejadian itu di kertapati, palembang. Siapa yang tidak tahu kertapati, jika orang diluar sudah segan dengar kata palembang, orang palembang sendiri bisa ciut nyali nya jika dengar kata kertapati, wkwkwk..
Jika saya tidak salah, dari informasi yang pernah saya dengar dari Arbain rambeyyang merupakan wartawan senior, di peraturan nya jika tidak salah, jika jarak kita dengan objek yang difoto lebih dari lima meter dan orang yang difoto tidak senang, lalu memukul kita, kita masih di posisi yang menang, namun jika kita terlalu dekat kurang dari 5 meter dan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan ke kita, posisi kita agak lebih berat, karena jarak segitu sudah batas privasi orang lain. Mohon koreksi saya jika salah.
6. Tidak usah pakai strap
Memotret menggunakan strap biasanya hanyalah merepotkan saja, apalagi stap yang lebar, terkadang tali strap kamera mengganggu dan mengenai depan lensa. Saya pribadi melepas tali strap kamera ketika memotret di jalanan atau pasar. Fungsinya adalah biar kita tidak terlalu kelihatan sedang memegang kamera.
Memang ini hanyalah sebuah pilihan saja, strap diciptakan sebagai pengaman kamera agar tidak terjatuh atau tiba-tiba dirampas orang. Tapi beneran deh, memotret street dengan strap itu sangat mengganggu, wkwkwkw...
7. Pakai headset
Untuk yang ini, tips ini saya dapat dari Gathot Subroto, salah satu street photographer Indonesia yang juga merupakan Fujifilm X Photographer. Menggunakan headset ini bukan tanpa alasan, headset ini digunakan untuk pura-pura tidak dengar ketika ada orang yang tidak suka dipotret memanggil.
Seperti yang sudah saya katakan tadi, kita harus menghindari konflik dalam street fotografi, jika ada yang tidak suka dipotret dan dia memanggil, tidak perlu diladeni, kita hanya perlu pergi saja, berhubung kita pakai headset meskipun tidak menghidupkan lagu, kita bisa pura-pura manggut-manggut atau nyanyi-nyanyi kecil seakan-akan sedang mendengar lagu, meskipun sebenarnya tidak sebelum akhirnya meninggalkan objek yang tidak senang dipotret.
8. Jangan hanya meminta, tapi usahakan memberi
Sudah saya katakan, bahwa fotografi adalah mengambil sesuatu dari orang lain, yaitu privasi mereka yang kita jadikan dalam bentuk foto. Ketika saya memotret sesuatu yang menurut saya momen ini bisa diikutkan lomba foto jika disetting dengan benar dan teliti, terkadang saya memberikan sejumlah uang kepada model yang akan saya arahkan untuk difoto.caranya ya pertama ijin dulu, ungkapkan keperluan Anda, jika objek setuju baru kita arahkan dia sebagai model kita, setelah selesai bisa berikan 5 hingga 20 ribu kepada mereka. Atau jika Anda memiliki kamera instax, sesekali jika ketemu momen yang menurut Anda ini bisa jadi foto bagus, berikan foto mereka melalui instax yang bisa langsung cetak foto. Mereka pasti akan senang sekali menerima foto mereka.
Didalam lomba foto, teknik settingan ini acap kali dilakukan photo hunter, ketika Anda melihat suatu momen yang menurut Anda sempurna sekali, jangan takjub dulu bisa jadi itu settingan, dan settingan itu tidak salah dalam lomba foto.
Untuk mengalahkan foto settingan ini bisa dengan decisive moment, decisive moment sederhananya adalah moment yang tepat. Decisive moment ini diperkenalkan pertama kali oleh Henri Cartier Bresson. Tapi dijaman sekarang ini decisive momen pun sudah mudah sekali diciptakan, ada kamera dengan fps tinggi yang bisa diburst dan tidak akan kehilangan momen, contohnya canon 1dx mark iii yang jika tidak salah mempu memotret hingga 20 fps.
Selain kamera cepat, decisive moment sekarang ini juga bisa diciptakan oleh video kamera 4K. Perlu pembaca sekalian ketahui bahwa video itu juga merupakan gabungan dari foto-foto yang digabungkan menjadi satu sehingga menghasilkan gambar bergerak. Resolusi 4K adalah 3840 x 2160 pixel dan ini sudah cukup jika potongan gambarnya dijadikan sebuah foto.
Sekian dulu share dari saya mengenai cara pendekatan kepada objek foto dalam street photography atau human interest. Tulisan ini dibuat sebagai pengingat bagi saya sendiri agar tidak lupa, dan juga sebagai sarana berbagi sedikit pengetahuan yang saya miliki agar menjadi ilmu yang bermanfaat. terima kasih
Posting Komentar untuk "cara pendekatan kepada objek yang akan difoto dalam street photography"