Crop factor |
Lantas apakah sensor full frame itu? sensor full frame adalah sensor seukuran klise film pada masa penggunaan foto analog. jika tidak tahu klise film mungkin bisa disebut juga negative film atau rol film yang isinya 36 biji, biasa digunakan pada tustel.
nah pada jaman digital ini, sensor seukuran klise film jaman analog itu disebut juga full frame. ukuran sensor full frame sendiri adalah 36mm x 24mm (ukuran ini tidak saklek tapi biasanya tidak terlalu jauh selisihnya antara kamera satu dengan kamera merk lainnnya).
lalu mengapa ada crop factor? toh sudah ada full frame, jawabannya adalah karena sebuah kamera dengan sensor full frame biasanya harga nya mahal, dan juga ukuran kamera dengan sensor full frame relatif lebih besar, sehingga dibuatlah kamera dengan sensor yang lebih kecil agar harganya lebih terjangkau, ukuran kamera bisa lebih kecil namun kualitasnya tidak jauh berbeda dengan full frame.
sebenarnya ada ukuran sensor kamera yang lebih besar dari full frame, namanya sensor medium format. ukuran sensor medium format ini sekitar 44mm x 33mm atau bahkan ada yang berukuran 53,7mm x 40,4mm (Phase One XF 100MP), namun kamera jenis medium format ini jarang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari biasanya digunakan untuk kebutuhan iklan di TV, merk kamera dengan ukuran sensor medium contohnya adalah Phase One, Hasselblad (jika Anda mengikuti youtube nya deddy corbuzier, dia memakai kamera merk Hasselblad untuk membuat konten nya yang menurutku itu tidak worth it, sebab youtube itu diakses menggunakan internet, dan tahukah Anda internet di Indonesia ini masih terrgolong tidak cepat, sehingga untuk resolusi HD saja (1280 x 720) itu tidak mudah, jadi kamera hasselblad yang punya resolusi besar pun percuma ketika masuk youtube, resolusi videonya akan menurun, dan hasilnya akan mirip dengan kamera biasa saja).
kembali ke topik awal, jadi sensor kamera yang sering digunakan sehari-hari adalah full frame, APS-C, Micro Four Third, dan Sensor 1" (sensor kamera hp tidak akan saya bahas, karena lebih kecil lagi pastinya.
1. Full Frame
tidak memiliki crop factor karena dijadikan acuan dalam perbandingan sensor kamera. Beberapa contoh kamera DSLR/Mirrorless dengan sensor full frame adalah Nikon D5, Nikon D850, Sony A7, A7 mark ii, A7mark iii, Canon 5D (mulai dari 5D sampai mark iv) dan masih banyak lagi yang lainnya, bisa dicari sendiri.Saya berikan contoh mengenai crop factor, misal kita memotret dengan lensa 50mm dengan kamera full frame, ISO 100, Apperture f/1.8, Shutter Speed 1/125 detik, maka karena kita menggunakan full frame, tidak ada crop factor disini.
Perbandingan crop factor kamera |
2. APS-C
APS-C adalah singkatan dari Advance Photo System Classsic. Ada banyak sekali kamera dengan sensor ini, rata-rata DSLR/mirrorless yang dijual di pasaran menggunakan sensor ini. Tidak usah saya contohkan lagi kamera nya, rata-rata kamera yang Anda gunakan adalah menggunakan sensor APS-C. Ukuran sensor APS-C ini sekitar 23,6mm x 15,7mm (ukuran ini tidak saklek tapi biasanya tidak jauh berbeda). Crop Factor dari sensor ini adalah 1,5x lebih kecil dari full frame.Kembali ke contoh full frame, karen APS-C memiliki crop factor 1,5x lebih kecil dari full frame, maka sebenarnya meskipun kita menggunakan lensa 50mm, ISO 100, f/1.8, Ss 1/125 detik karena crop factor menjadi 70mm, ISO 150, f/2.7, Ss 1/125 detik (Setau saya Ss tidak terpengaruh crop factor, CMIIW) sehingga gambar yang dihasilkan akan lebih zoom dan bokeh nya jadi berkurang.
3. Micro Four Third
Sensor micro four third pertama kali diperkenalkan oleh olympus sekitar tahun 2008 yang juga merrupakan cikal bakal mirrorless (kamera tanpa cermin). Kamera-kamera dengan sensor ini adalah mirrorless (jangan salah ya kamera mirrorless itu adalah kamera dengan lensa yang bisa dicopot, jika lensa tidak bisa dicopot namanya kamera saku/kamera pocket) dengan merk Olympus, Lumix, Panasonic.Namun perlu diketahui, tahun 2018 ini lumix mengeluarkan full frame (saya lupa tipe nya), sepertinya lumix sudah mulai tidak konsisten, hhe..
Kelebihan sensor ini adalah ukuran kamera nya yang mungil (memang sensor memperngaruhi ukuran kamera, semakin besar sensor maka semakin besar ukuran kamera, berlaku sebaliknya, semakin kecil sensor maka kamera pun akan semakin kecil.
Perlu diketahui, lensa kamera olympus, lumix, panasonic bisa saling ditukar antar ketiganya, karena sebenarnya mereka memang bekerjasama, lain hal nya dengan Nikon, Canon, Sony, Fujifilm, Anda harus membeli lensa dengan merk sesuai dengan merk kamera atau lensa third party yang khusus kamera merk tertentu. Jadi jangan salah, jika punya body nikon ya beli lensa nikon atau third party untuk nikon jika tidak maka lensa tidak akan bisa masuk ke mounting nya, kecuali menggunakan adapter lensa yang kebanyakan jika menggunakan adapter maka autofocus kamera tidak bisa digunakan (hanya sony setau saya yang bisa dipasang lensa canon dengan adapter tapi autofocus (AF) nya jalan).
Kembali ke topik, Crop factor dari sensor micro four third adalah 2x lebih kecil dari full frame.
Kembali ke contoh full frame, karena micro four third memiliki crop factor 2x lebih kecil dari full frame, maka sebenarnya meskipun kita menggunakan lensa 50mm, f/1.8, Ss 1/125 detik karena crop factor menjadi 100mm, f/3.6, Ss 1/125 detik sehingga gambar yang dihasilkan semakin zoom dan bokeh semakin berkurang (kelemahan micro four third memang disini, yaitu susah bokeh).
Untuk menyamai hasil gambar full frame sesuai contoh diatas, maka jika Anda menggunakan micro four third, Anda harus menggunakan lensa 25mm, f/0.9, Ss 1/125 detik sehingga gambar yang dihasilkan sama dengan contoh full frame diatas.
4. Sensor 1"
Sensor 1" (satu inchi) ini biasa digunakan pada kamera pocket/kamera saku. Sebagian besar kamera saku menggunakan sensor ini, namun sekarang ada kamera saku yang sensornya APS-C (Fujifilm x100, x100s, x100t, sony RX100 mark iv, fujifilm xf10, ricoh GR dan masih ada lagi lainnya, bisa dicari sendiri).Ukuran sensor 1" sendiri adalah 12,8mm x 9,6mm (ukuran tidak saklek, namun biasanya tidak selisih jauh antara satu dan lainnya), sementara itu crop factornya adalah 2,7x lebih kecil dari full frame.
Kita kembali ke contoh diatas, kita misalkan saja kamera saku yang kita gunakan menggunakan lensa 50mm juga, lalu kita memotret dengan bukaan f/1.8, Ss 1/125 detik, maka jika dibandingkan dengan full frame, sebenarnya kita memotret menggunakan lensa 135mm, bukaan f/4.8, Ss 1/125 detik jadi gambar yang dihasilkan menjadi semakin zoom dan tidak bokeh.
Namun saya tertarik dengan kamera saku dengan sensor APS-C seperti beberapa kamera yang saya contohkan diatas, kamera saku meskipun tidak bisa ditukar-tukar lensa nya, namun jika sensor nya besar, maka kualitasnya gambar yang dihasilkan semakin bagus. Kebanyakan street photografer menggunakan kamera saku sensor besar yang saya sebutkan diatas, karena bodinya kecil, namun hasil gambar maknyuss..
Kelebihan dan kekurangan crop factor
berdasarkan pengalaman saya, crop factor itu ada lebih kurangnya,-kelebihan: kamera umumnya berukuran lebih kecil dari full frame, lebih murah, jika ingin memotret jarak jauh, crop factor ini sangat berguna, bayangkan saja misal lensa kamera full frame 70-300mm, di micro four third cukup menggunakan lensa yang ukuran nya lebih pendek 35-150mm kita sudah bisa menghasilkan zoom yang sama dengan full frame
-kekurangan: bokehnya kurang, kamera full frame lebih unggul dalam kualitas gambar, semakin kecil sensor, maka semakin tidak mudah memotret di lokasi dengan cahaya kurang.
ok sekian dulu tulisan saya mengenai crop factor, semoga bermanfaat
baca juga: apa itu exif foto
2 komentar untuk "crop factor pada kamera"